Pernyataan Partai Golkar berpisah dengan Partai Demokrat, Rabu (22/4), ternyata belumlah bulat dan final. Hal ini disampaikan mantan Ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tandjung, yang kemarin menyatakan bersedia jadi calon wakil presiden pendamping calon presiden dari Partai Demokrat. Menurut Akbar, keputusan yang mengikat baru muncul dari hasil Rapat Pimpinan Nasional Khusus, besok.
Keputusan rapat pimpinan Partai Golkar yang dipimpin Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla, pagi tadi, memang memunculkan reaksi beragam, baik dari internal maupun luar partai. Sejumlah dewan perwakilan daerah Partai Golkar juga memiliki sikap berbeda menjelang Rapimnassus. DPD Yogyakarta, misalnya, tetap konsisten mengusulkan tujuh nama kader Golkar sebagai calon presiden, bukan wakil presiden.
Sedangkan 22 DPD kota/kabupaten di Jawa Timur mengusulkan dua opsi. Pertama, menempatkan Kalla hanya untuk posisi calon presiden, dan kedua mengusulkan nama Akbar Tandjung dan Surya Paloh sebagai wakil presiden jika Golkar berkoalisi dengan Partai Demokrat. Namun, semuanya masih belum pasti. Bukan tak mungklin Golkar akan kembali merapat ke Denokrat atau malah bergabung dengan PDI Perjuangan.