Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono mengemukakan, Partai Golkar harus bersikap realistis dengan tidak memaksakan diri tetap mengajukan calon presiden dalam Pilpres mendatang, mengingat perolehan suara yang rendah pada Pemilu 9 April lalu.
"Dukungan DPD Golkar kepada Ketua Umum DPP Golkar Jusuf Kalla (untuk menjadi capres) perlu dipertimbangkan lagi," katanya di Gedung DPR/MPR Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan, wacana agar Golkar bersikap realistis dalam hal pengajuan capres mulai bergulir di kalangan fungsionaris sejalan dengan menguatnya suara perlunya Golkar melanjutkan koalisi dengan Partai Demokrat.
Mengenai pertemuan Jusuf Kalla dengan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Senin malam (13/4) lalu, Agung mengatakan belum mengetahui secara rinci.
Sementara, Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Rully Chairul Azwar mengatakan, Golkar memang harus membicarakan lagi dukungan DPD Golkar yang sudah mengajukan Jusuf Kalla sebagai capres.
"Dulu yang mengajukan `kan daerah-daerah. Karena itu, perlu dibicarakan lagi dengan melibatkan daerah," katanya.
Dia mengatakan, Golkar saat ini dihadapkan pada dua alternatif, yaitu menjadi oposisi atau menjadi pendukung pemerintah. "Jika Golkar ingin populer, maka pilihannya adalah mengambil sikap oposisi," katanya.
Dengan mengambil sikap oposisi lanjut Rully, maka Golkar bisa lebih bebas bergerak dan sebaliknya, jika Golkar mendukung pemerintah itu lebih untuk kepentingan partai.
"Kalau melanjutkan koalisi dengan Partai Demokrat, maka pemerintahan akan kuat," katanya.
Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR RI Effendy Choirie mengungkapkan, ada kecenderungan PKB bergabung dengan koalisi yang akan digalang Partai Demokrat.
Dia mengakui, kecenderungan itu akan memperlihatkan perpecahan di internal PKB karena Yenny Wahid dan Gus Dur cenderung mendukung Megawati dalam koalisinya dengan Gerindra dan Hanura.
Dia juga memperkirakan, Golkar akan kembali melanjutkan koalisinya dengan Partai Demokrat dengan alternatif cawapres yang bukan saja Jusuf Kalla.
Selain Jusuf Kalla, ada dua tokoh Golkar yang berpeluang menjadi Cawapres Golkar dalam koalisinya dengan Partai Demokrat, yaitu mantan Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung dan Wakil Ketua Umum DPP Golkar Agung Laksono yang juga Ketua DPR RI.
Terkait wacana PKS keluar dari koalisi dengan Partai Demokrat apabila Yudhoyono masih memilih Jusuf Kalla sebagai Cawapres, Gus Choi menyatakan, yang dibutuhkan Yudhoyono adalah kekuatan dari partai berbasis massa Islam.
"Hal itu cukup dengan hadirnya PKB dalam koalisi ini. Dengan demikian, pilihan koalisi tersebut nyaman, aman, rasional, praktis dan realistis," kata Gus Choi.